PAMUNGKAS & RIANA

Wednesday, April 22, 2009

UTS E-Commerce (Raden Pamungkas Al Amin)

Raden Pamungkas Al Amin Kamis/23 April 2009
0610220193
E-COMMERCE

  1. Di dalam suatu bisnis online, pengelola dapat menggunakan berbagai macam strategi yang disesuaikan dengan sumberdaya yang ada dan kebutuhan customer. Terdapat dua skenario dalam hal ini, yaitu pure play dan brick-and-mortar. Pada dasarnya tujuan dari kedua skenario tersebut adalah sama yakni memuaskan kebutuhan customer agar mendapatkan customer loyalty untuk product yang pengelola tawarkan. Namun terdapat beberapa perbedaan yang mendasari kedua skenario ini, antara lain:
    Pure Play
    Saat pengelola menggunakan skenario ini, berarti dia menjalankan bisnisnya secara online saja (full online). Pengelola menyediakan suatu website untuk customernya dimana customer dapat mengakses website tersebut. Biasanya di website yang ada, pengelola menawarkan berbagai product yang dijualnya dengan memasukkan foto dan penjelasan yang terkait dengan product tersebut. Hal ini dilakukan agar customer dapat mengetahui berbagai product yang dijual dan dapat langsung melakukan transaksi saat itu juga. Sebagai tambahan layanan bagi customernya, pengelola juga dapat menyediakan forum dimana customer dapat menanyakan tentang suatu barang yang ingin dia beli. Skenario ini sangatlah cocok apabila pengelola mempunyai modal yang tidak terlalu besar dan mempunyai waktu yang terbatas. Keamanan dalam skenario ini sangatlah penting agar customer percaya untuk melakukan transaksi secara online di dalam website tersebut. Contoh suatu bisnis yang menggunakan skenario ini adalah smadav.com. Hal ini dikarenakan smadav menyediakan anti virus dimana customer dapat men-downloadnya secara gratis via online. Selain itu, pengelola smadav (Zainuddin Nafarin) juga menyediakan fasilitas bagi customernya untuk melakukan donasi secara online.
    Brick-and-Mortar
    Dengan skenario ini, pengelola mengkombinasikan online business dengan offline business secara bersama-sama. Berbeda dengan pure play yang hanya menggunakan cara online saja, brick-and-mortar memberikan layanan bagi customernya via website yang ada dan toko dimana customer dapat melihat secara fisik product yang diinginkannya. Dengan skenario ini, pengelola dapat menjangkau lebih banyak customer, karena tidak hanya customer yang sering menggunakan internet, namun juga customer yang masih belum percaya untuk melakukan transaksi secara online. Bisnis dengan skenario ini membutuhkan modal yang lebih besar dan waktu yang lebih banyak dari pengelolanya. Keuntungan yang sanagt dirasakan dengan skenario ini adalah tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan customernya. Contoh bisnis yang menggunakan skenario ini adalah ebay.com. Hal ini dapat terlihat dari fasilitas yang ditawarkan ebay dimana customer dapat melakukan transaksi secara online langsung melalui website yang ada, namun dapat juga mengunjungi toko-toko ebay yang ada.
  2. Tingkatan-tingkatan pada hierarki pengalaman (experience hierarchy) pada bisnis elektronik adalah sebagai berikut:
    Functionality
    Intimacy
    Evangelism
    Functionality
    Functionality adalah tingkat awal dalam hierarki pengalaman yang berperan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan customer. Di tahap ini, customer untuk pertama kalinya menilai kinerja dari website yang Ia kunjungi. Persepsi customer terhadap suatu website akan mulai terbangun pada tahap ini. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tingkatan ini adalah kegunaan dan kemudahan dalam penavigasian dari website, kecepatan loading saat melakukan suatu proses di website, reliabilitas dari website yang ada, tingkat keamanan yang ditawarkan website kepada customer, dan akses media yang ada.
    Intimacy
    Tahap/tingkatan kedua dalam hierarki pengalaman adalah Intimacy, dimana terjadi hubungan yang lebih erat anatara customer dengan pengelola. Pada tahap ini, website yang ada haruslah mampu memahami customer yang mengakses website tersebut. Tahap ini tak kalah pentingnya dalam rangka membangun kepuasan dari customer terhadap website yang ditawarkan. Beberapa hal yang menjadi pokok perhatian di tahap ini adalah fasilitas dimana customer dapat mengkostumisasi website yang ada, terjadi proses komunikasi dua arah antara customer dengan pengelola, tingkat konsistensi dari website yang ada, website yang ada harus dapat dipercaya dalam aksesibilitasnya, dan yang terakhir adalah dimana website menjadi suatu hal yang menyenangkan untuk dikunjungi oleh customer.
    Evangelism
    Tingkat terakhir dalam hierarki pengalaman adalah evangelism, yaitu saat customer telah setia kepada website yang pengelola tawarkan. Loyalitas customer akan dapat diukur pada tahap ini, karena customer telah merasa bahwa website yang ada merupakan hal yang memberikannya manfaat. Terdapat pula beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tingkatan ini yaitu penyediaan fasilitas dalam membentuk komunitas bagi para anggotanya dan pengelola/perusahaan perduli terhadap pendapat-pendapat yang disampaikan oleh para customernya.
    Online business yang telah mencapai tahap intimacy adalah blogger.com, dimana customer yang menggunakan website tersebut telah dapat menyesuaikan tampilan yag diinginkannya dan terjadi proses komunikasi yang baik antara para pengguna blogger. Customer merasa senang untuk mengisi waktunya dengan memasukkan suatu cerita ke blognya masing-masing, terutama di waktu luang. Selain itu, banyak pula customer yang memanfaatkan blog tersebut sebagai mata pencahariannya dalam menjalankan suatu bisnis tertentu.
  3. Website yang akan dianalisis adalah suatu fashion website bernama lookbook.nu. Analisis yang akan dilakukan mencakup 7C’s, yaitu
    Context
    Dari segi konteks yang ada, penataan layout yang dilakukan oleh lookbook.nu sangatlah baik, hal ini karena user dapat dengan mudah memilih apa yang menjadi kebutuhannya dan pengelola terlihat focus terhadap product yang mereka tawarkan. Walaupun terdapat banyak fungsi yang ditawarkan oleh lookbook.nu, namun fungsi utama yang mereka tawarkan dapat ditangkap dengan jelas yaitu penyediaan informasi bagi customer mengenai item-item pakaian yang ada. Dapat dikatakan pula bahwa tampilan visualnya sangatlah kontras, sehingga terlihat penekanan yang jelas.
    Content
    Content yang terdapat dalam website ini hanya terbatas pada image (foto) dan text. Hal ini bukan berarti bahwa website yang ada kurang baik, namun memang kedua aspek inilah yang dapat mendukung website secara keseluruhan. Sayangnya terkadang image yang ada terlalu berat ukurannya, sehingga dari segi aksesibilitasnya kurang cepat.
    Community
    Komunitas yang terbentuk dari lookbook.nu ini adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan hobi yang terkait dengan fashion. Mereka secara aktif melakukan posting dan komentar terkait hal-hal yang ada di dalam lookbook.nu.
    Customization
    Customer dapat dengan leluasa berpartisipasi untuk meng-upload foto fashion dan menampilkan namanya. Selain itu, customer juga dapat menamai produk-produk yang ada di dalam website tersebut. Terakhir, customer mendapat suatu privilege untuk mempunyai login restrictionnya sendiri.
    Communication
    Komunikasi yang terjadi dalam website ini mencakup broadcast dan interactive. Hal ini dikarenakan komunikasi yang terjadi dapat berupa one way communication dan two way communication dimana para customer dapat memberikan komentar terkait dengan produk yang ditawarkan dalam website tersebut.
    Connection
    Saat kita mengakses lookbook.nu, kita akan mendapatkan link-link lain yang berkaitan dengan fashion juga. Hal ini sangatlah menunjukkan bahwa website ini mendapatkan dukungan dari website lain yang sejenis, sehingga customer mendapatkan lebih banyak fasilitas dari lookbook.nu itu sendiri.
    Commerce
    Dalam segi perdagangan, website ini menyediakan link khusus dimana para customer dapat melakukan pemesanan barang. Segi keamanan juga sangat diperhatikan saat seorang customer akan melakukan pembelian, karena diharuskan memasukkan beberapa data pribadi terkait dengan customer tersebut.
posted by PAMUNGKAS & RIANA at 8:07 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home